Jumat, 06 Februari 2015

Menanti Pelangi


Terlalu berlebihan
Hanya begitulah kenyataan
Entah apa yang dirimu rasakan
Entah apa yang dirimu inginkan
Entahlah.....

Sudah berkali-kali disampaikan
Bahwa, tidak usah menunggu
Itu akan melelahkan
Untuk mu
Untuk ku

Musim hujan memang belum berlalu
Itu bukan berarti, kau akan terus seperti ini
Mendatangi taman
Duduk di bangku yang sama
Berpayung sendirian,
Sesekali mendongak :Menatap langit
Sebentar Berharap, sebentar tertunduk
Lalu pulang dengan wajah sembab

Tentu saja,
Dirimu pasti tahu
Kita bukan anak kecil lagi
Yang bebas bermain tak kenal cuaca
Yang seolah-olah lupa
bahwa langit sedang menangis
Atau  sedang tersenyum.

Ahh.
Ma’afkan aku,  menjadi sok tau
Atas apa yang berlaku.
Hanya,
Seseorang pernah bilang :
Kecewa itu salahsatu luka
Tak nampak namun berdampak
tak teraba hanya terasa
bagaimana kalau kita sudahi
kita ikhlaskan saja

: "ya, sepertinya memang...
tak perlu ada kata tunggu
dia akan datang dengan sendirinya
dia akan datang di waktu terbaik
dan tempat terbaik"

tanpa kita sadari
mungkin saja,
saat kau duduk dekat jendela
menatap keluar tanpa sengaja
dia muncul tiba-tiba

semoga dirimu semakin faham

:Rencana-Nya lebih hebat dari apa yang kita harapkan

Rumah Kayu, bengkalis 2013

Kamis, 29 Mei 2014


senja, angin, pantai dan kita.......

tentang Jari Cantik





Lama kabar kalian menghilang,
Selembar foto cukup melukiskan kebersamaan kita pernah ada, persaudaraan kita pernah terjalin mesra dalam harmoni.Bolehkah aku bercerita, meski hanya pada selembar foto. Ku anggap kita sedang berkumpul, melingkar dalam rabitah-Nya.
aku masih ingat,
Saat istana kedua membuka gerbang megahnya.
Membebaskan kita untuk berani mengepakkan sayap, dengan bekal sedikit cahaya.

Kita bagai kunang-kunang tersebar ke berbagai penjuru dunia.
Mengepak, menari mengikuti angin,
berpetualang dalam lembah keterasingan, menyusuri kebisingan di kota tak bertuan,
atau terlempar ke sebuah pulau.

Zona aman kita sudah berlalu kawan.
tak jarang kaki ini berjalan diatas kerikil tajam,
mendapati  jurang kematian yang menganga,
terjebak diantara lautan tak berujung,
atau terkadang fatamorgana lain menjadi hal biasa yang sekarang kita temui.
aku berharap kita tetap berhati-hati memasuki dunia ini.

Kebersamaan Kita nampak nyata ketika berada di istana kedua.
Kawan, Biarkan aku bercerita kembali.
Masih ingatkah kalian dengan istana kedua yang mempertemukan kita?
Yah, aku menamainya istana kedua.
Dimana aku temukan, keluarga baru.

Tentang lembah syurgawi dengan pagar-pagar menjulang,
Dan sesekali kabut tipis turut bertandang.
Suara menentramkan hatisahut menyahut lembut,
Penuh penghayatan,
Lantas bergema ke seantero ruangan.

Ditambahhamparan taman dengan permadani hijau, menyejukkan pandang.
Pasak tinggi berdiri bagai pengawal,
Gemericik air menambah syahdu pendengaran,
Pepohonan meneduhkan menjadi tempat mengasyikan untuk menghafal.
Bagaimana dengan ruangan tempat kita asyik bercengkrama,yang mampu menembus jendela duniadan bukitbukit nan sejuk menjadi sasaran kita berlari mencari udara, menghilangkan kepenatan.
Kau masih ingat?

Tunggu kawan, ini belum selesai.
Biarkan kembali kita mengingat,biarkan aku bercerita sampai tuntas.
Setidaknya kalian tak perlu mencari slide-slide memori itu.
Cukup aku yang menceritakan....
Tentang wajah-wajah bersinar,mata berbinar dipadu senyum keikhlasan,
saling berbisik kata-kata sopan.
Membiasakan malam penuh penghambaan dan menyambut pagi dengan riang.
Menutup tiap kesakitan dengan kesabaran. kebahagiaandengan kesyukuran.
Menjaga ukhuwah dengan cinta dan baik sangka.
Saling menasehati dan mengingatkan saat terjangkit kefuturan.
Terus berbagi, mengukir mimpi dan mengukuhkan tujuan.
Membaca, melafalkan, mengulang,mengulang dan mengulangayat-ayat cinta-Nya tanpa rasa bosan.
Seakan semangat jiwa kita tak padam, tetap menyala dalam keimanan.
Tetap bergelora.
Sebab jika yang satu padam maka yang lain menuntun, menerangi.
Sampai cahaya kembali bersinar.
Bagaimana dengan gaya kita?
gaya kita juga tak ketinggalan zaman kawan, malah kita lebih modern.
beradab di balut peradaban......

 ah,
Tapi yang membuatku sangat ingat,
sangat melekatsampai saat ini
adalah saat melihat jari-jari cantik,
tangan lembut, dimana selalumenggenggam mushaf yang berisi surat-surat cinta-Nya.
Bagiku tangan dan jari-jari itu begitu indah,
begitu mempesona, memancarkan aroma syurga.
Aku tak berlebihan membahasakannya kawan,
Karena menurutku memang cantik...

Bagaimana tidak!!
,jika setiap saat kita tak lepas darinya,
 membawa kesana kemari tanpa rasa bosan,
bagaikan pasangan yang tak terpisahkan,
menjadikan “sahabat sejati” sebagai ikatan.
Sungguh bagi kita, saat kehilangan semenit saja merupakan hal yang merisaukan,
seakan ada yang hilang, apalagi saat ketinggalan,
saat lupa membawanya, saat terjatuh kotor, saat kebasahan.
kita pasti akan bersedih,menyesal, khawatir atau sampai menitikan air mata.
Lalu sekarang, masihkah mushaf dalam genggaman kita?,
masihkah membawanya kesana kemari?.
seberapa sering jari-jari cantik kita membukanya??
satu jam, menit atau...........................
... biarkan hati2 kita menjawab tanya ini.
Kita berdo’a saja kawan,
berdo’a Semoga tangan dan jari-jarikita tetap istiqomah memegangnya erat.
Tentu saja agartidak mudah tergantikan dengan hal-hal yang melenakan.
Semoga tangan dan jari kita kelak menjadi saksi dihadapan-Nya bahwa kita tak melepaskannya, tetap membacanya, mengamalkannya dan tetap berinteraksi dengannya.

Kawan, cerita ini bukan hanya untuk kalian namun kita semua.
Terutama aku yang sering lupa,^^...
Aku rindu kalian, sungguh..........
The agent of change,